Wednesday, 17 April 2013

KUALITAS PENDIDIKAN



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
Tesis ini berjudul : Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Lingkungan Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Se-Kabupaten, untuk sidang usulan proposal pada program pasca sarjana (S.2) Magister Manjemen Pendidikan STIE Cirebon.
Penyusun proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna, hal ini semata-mata hanya karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis.
Demikian sekelumit pengantar dari pennulis. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada yang kami hormati.
1.      Dr. Hj. Retina Sri Sejati, M.M selaku Direktur STIE Cirebon
2.      Dr. H.Nurudin Siroj, M.A, M.Si selaku Pembimbing penyusunan Tesis
3.      Dr. Senen Machmud, SE, M.Si selaku pembimbing penyusun Tesis
4.      Suami dan anak-anakku yang tercinta yang senantiasa mendorong dan memberikan semangat kepada penulis.
Semoga Allah SWT. memberkati dalam penyusunan proposal ini, dan kita semua. Amin.

                                                                             Kuningan,     Agustus 2010
                                                                                              Penulis



                                                                                           S o l i h a t

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional menuju Indonesia baru yang kita cita-citakan menuntut agar pendidikan mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan professional. Sumber Daya Manusia menurut Nanang Fattah (2000 : 13) yang mengambil dari Shetty dan Vernon B. Butcher (1985) terkandung aspek kompetensi, keterampilan / skill, kemampuan, sikap, perilaku, motivasi dan komitmen. Sumber Daya Manusia dalam pendidikan dikelompokkan dalam sumber daya pendidikan dalam dan luar sekolah.
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan professional dapat terwujud apabila lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi peserta didik serta mampu meningkatkan kinerjanya secara optimal.
Hal ini sejalan dengan isi TAP MPR No. IV / MPR / 1998 tentang garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai berikut :
“Memperdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pemberdayaan nilai, sikap dan kemampuan serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia sendiri sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya pro aktif dan reaktif oleh oleh seluruh bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dan dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya.”
Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh berbagai factor khususnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas mulai dari yang mengambil keputusan dan penentu kebijakan, pemikiran dan perencanaan sampai pada pelaksana disektor terdepan, serta tiddak ketinggalan para pelaku fungsi kontrol atau pengawasan pembangunan.
Mengingat sumber daya manusia merupakan asset nasional mendasar dan merupakan factor penentu utama bagi keberhasilan pembangunan. ( Soekijdo notoatmojo , 1998 : 1 ) maka diperlukan peningkatan kualitasnya secara terus menerus sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta derap perkembangan nasional. Pendapat terrsebut dikemukakan oleh Rendal S. Scholler dan E. Jackson (1997 : 8) sebagai berikut : “Untuk sebagian besar organisasi, komponen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu dari beberapa hal yang perlu dikelola dengan efektif apabila ingin memperbaiki mutu”. Sarana paling strategis bagi peningkatan kualitas Sumber Daya manusia adalah pendidikan.
Pendidikan nasional yang telah dibangun selama itu harus mampu menjawab tantangan yang muncul baik pada masa krisis sekarang ini maupun di masa yang akan datang, serta mampu mewujudkan program dan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional pasal 4 menyatakan bahwa :
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME. Dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan merupakan tempat untuk belajar mempunyai tugas pokok / utama (Core bussines) adalah mengusahakan terwujudnya pengalaman belajar yang bermutu bagi peserta didik (djam’an Satori : 1999 : 1 ), menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi peserta didiknya yang harus mampu menyediakan dan melayani serta mewujudkan pembelajaran yang bermutu kepada seluruh peserta didik sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan / keluaran yang bermutu sesuai dengan tuntunan masyarakat dan pengguna. Sedangkan Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kuningan merupakan bentuk kesatuan pendidikan yang proses penyelenggaraannya berlangsung dalam lembaga pendidikan formal dan merupakan kegiatan sosial yang essensial serta mempunyai fungsi sebagai pengelola proses pembinaan dan penyampaian pengetahuan.
Sejalan dengan perkembangan zaman memasuki abad 21, menuntut perwujudan manusia yang berkualitas, mampu menghadapi berbagai tantangan sebagaii konsekwensi era globalisasi, informasi dan perkembangan Ilmu pengetahuan Teknologi, serta seni (IPTEKSI). Artinya di zaman ini sistem pendidikan nasional dihadapkan kepada berbagai tantangan yang semakin kompleks. HAR Tilaar (1992 : 71) memprediksi akan terjadi transformasi sosial budaya dalam 5 (lima) proses penting yaitu : (1) Politik, (2) Ekonommi, (3) Manusia dan Masyarakat, (4) Budaya, (5) Sains dan Teknologi. Keseluruhan ini akan membawa dampak terhadap dunia pendidikan yang sedang berusaha untuk meningkatkan kualitasnya.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan tugas yang sangat berat, walaupun pemerintah telah berusaha melalui pembaharuan kurikulum dan metode mengajar, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan pengadaan buku-buku pelajaran, dan buku bacaan, penataan guru, serta pengembangan professional tenaga kependidikan staff lainnya. Ini tidaklah cukup karena peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya menyangkut permasalahan pendidikan saja, tetapi mencakup persoalan perencanaan, pendanaan, dan efisiensi penyelenggarraan sistem sekolah itu sendiri (Tilaar : 1991 a : 19). Oleh karena itu sehingga sekolah dapat menunjukan tingkat kinerjanya dalam proses belajar yang ditunjukan oleh hasil belajar yang bermutu bagi peserta didiknya atau dengan kata lain disebut dengan sekolah efektif (Djam’an Satori, 1999 : 1-2). Sedangkan Khaerudin Kurniawan, mengangkat dari buku “Your Child School” Karangan Diana Toensend dan Butterwoth (1992 : 21), mengemukakan ada 9 (Sembilan) faktor yang menentukan keefektifan suatu lembaga pendidikan yaitu : 1) Kepemimpinan, 2) Proses belajar mengajar, 3) Pengembangan Staf, 4) Tujuan, 5) harapan, 6) Iklim sekolah, 7) Penilaian diri, 8) Komunikasi, 9) keterlibatan orang tua.
Pendidikan nasional berdasarkan Ppancasila dan UUD 1945, bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekertti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tugas pendidikan merupakan ujung tombak untuk merealisasikan tujuan tersebut diatas. Tenaga kependidikan, khususnya guru, harus memiliki wawasan berfikir mengenai kebijakan yang mendasari kegiatan pendidikan, kecuali itu perkembangan zaman dan industrialisasi pada zaman modern ini akan menimbulkan tantangan terhadap kehidupan masyarakat masa kini dan mendatang. Hal ini menuntut setiap warga negara memiliki keimanan dan ketaqwaan serta kepribadian yang mantap. Disinilah betapa penting dan strategisnya peran guru dalam menampilkan nilai-nilai yang dinamis untuk menyadarkan setiap siswa selaku warga Negara Indonesia, yang mempunyai tugas masa depan. Guru dituntut agar memiliki wawasan yang luas serta tantangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dalam firman Allah surat An-Najm ayat 39 :

Artinya : “Dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”
Berdasarkan hal tersebut diatas, sungguh berat tugas dan peran yang harus dimainkan oleh seorang guru, sebab selain harus memiliki integritas pribadi, professional dan sosial, yakni mampu menampilkan dirinya sebagai sosok yang patut digugu dan ditiru juga harus mampu mengintegrasikan secara utuh hubungan antara tujuan pendidikan, materi, sumber metode, media dan evaluasi pendidikan dengan tingkat perkembangan psikologi serta kebutuhan sosial-sosial.
Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan khususnya kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukan bahwa setiap eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan.
Akhir-akhir ini setiap hari media cetak membuat tentang guru. Ironisnya berita tersebut banyak yang cenderung melecehkan guru, baik sifatnya yang menyangkut kepentingan umum sampai hal-hal yang sifatnya sangat pribadi.
Masyarakat, orang tua murid pun kadang mencemoohkan dan menuding guru tidak kompeten, tidak berkualitas dan sebagainya. Manakala putra-putrinya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ia hadapi sendiri atau memiliki kemampuan tidak sesuai dengan keinginannya.
Dari para pelaku bisnis dana industri pun turut memprotes para guru, karena kualitas lulusan dianggapnya kurang memuaskan bagi kepentingan perusahaan. Tentu saja tuduhan dan protes dari berbagai kalangan tersebut akan merongrong wibawa guru, bahkan cepat atau lambat tapi pasti akan menurunkan martabat guru.
Untuk dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan meningkatkan kualitas mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Mulai dan akhirilah belajar tepat pada waktunya . hhal ini berarti makin banyak dana optimal serta guru menunjukan keseriusan saat mengajar sehingga dapat membangkitkan minat atau motivasi siswa untuk belajar. Makin banyak siswa terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya. Sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program mengajar dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Guru professional hendaknya mampu mengantispasi berbagai hal, sehingga apa yang disampaikan selalu berkenan di hati siswa.
Untuk dapat berperan serta tersebut diatas, guru memerlukan beberapa factor yang mendukung kinerjanya sebagai tenaga edukatif. Diantaranya memiliki motifasi kerja yang tinggi, apabila seorang guru memiliki motivasi berprestasi, maka guru dikatagorikan memiliki daya dorong dan daya gerak untuk mengerahkan kemampuan dan mengembangkan dayanya dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini dicerminkan dengan adanya pretasi kerja baru dengan selalu melakukan self evaluasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, diatas, maka kedua factor tersebut member sumbangan terhadap kinerja guru sebagai tenaga kependidikan. Dengan lain perkataan bahwa untuk mencapai kinerja yang tinggi, diperlukan faktor motivasi berprestasi dari guru itu sendiri, serta faktor lingkungan organisasi yang melahirkan situasi kerja yang kondusif, penuh dorongan dan harapan. Namun demikian tidak hanya kedua factor diatas, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Akan tetapi dalam kesempatan kali ini penulis membatasi untuk membahas hubungan motivasi, prestasi dan lingkungan organisasi sekolah.
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka terdapat beberapa pertanyaan yang timbul, antara lain :
1.      Apakah motivasi berprestasi  guru memberikan kontribusi terhadap kinerja guru ?
2.      Apakah lingkungan sekolah memberikan kontribusi terhadap kinerja guru ?
3.      Seberapa besar konntribusi yang diberikan motivasi berprestasi guru dan lingkungan organisasi sekolah terhadap kinerja guru ?
4.      Bagaiman kinerja guru dapat memberikan peranan dalam kelangsungan proses belajar mengajar ?
C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas dan dengan memperhatikan kondisi yang ada, maka variable bebas yang diambil dalam penelitian ini adalah : 1) motivasi berprestasi guru dan 2) Lingkungan organisasi sekolah, sedangkan variable terikat adalah kinerja guru.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada, oleh sebab itu penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup yang mungkin dipecahkan. Pembatasan-pembatasan tersebut adalah :
1.      Penelitian hanya dilakukan pada guru-guru dilingkungan MTsN di Kabupaten Kuningan.
2.      Motivasi berprestasi guru dalam penelitian ini adalah daya penggerak dalam diri seseorang guru untuk memperoleh keberhasilan dan melibatkan diri dalam kegiatan dan keberhasilan tergantung pada usaha dan kemampuan yang dimiliki.
3.      Lingkungan organisasi sekolah membawa peningkatan kinerja guru dengan sittuasi yang dirasakan oleh guru.
4.      Kinerja guru yang diteliti dibatasi pada masalah  kemampuan teknnis guru dalam menerapkan konsep-konsep hasil penataran / MGMP dalam kegiatan belajar mengajar.
D.    Perumusan Masalah
Berdasarkkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, mak masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.      Apakah terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi guru (X1) dengan kinerja guru (Y) Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Kuningan ?
2.      Apakah terdapat hubungan yang positif antara lingkungan organisasi sekolah (X2) dengan kinerja guru (Y) Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Kuningan ?
3.      Apakah terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi guru (X1) dan lingkungan organisasi sekolah (X2) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y) Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Kuningan ?
E.     Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan dapat berguna bagi para guru, lembaga-lembaga pendidikan negeri maupun swasta pada umumnya, dan para guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Kuningan Pada khususnya suatu langkah untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan upaya meningkatkan motivasi berprestasi dan lingkungan sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1.      Dengan diketahui tingkat hubungan antara motivasi berprestasi guru dengan kinerja guru dapat diperoleh masukan bagi para guu dalam upaya meningkatkan kinerja dan pemanfaatan forum MGMP sebagai wadah komunikasi para guru.
2.      Dengan diketahui variabel bebas, yaitu motivasi berprestasi dan lingkungan organisasi sekolah dapat dipergunakan berkaitan dengan peningkatan kinerja guru.
3.      Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut.
F.     Kerangka Berfikir
1.      Hubungan antara motivasi guru dengan kinerja guru
Guru sebagai tenaga kependidikan di sekolah menemmpati posisi yang paling strategis dan sentral dalam kehidupan organisasi sekolah. Hal ini mengandung pengertian bahwa keberhasilan atau kegagalan sekolah mencapai tujuannya salah satunya ditentukan oleh guru, baik sebagai pribadi maupun kelompok.
Dalam konteks tersebut, guru dituntut memiliki motivasi yang tinggi, khususnya motivasi berprestasi yang lahir secara sadar dari dalam dirinya. Motivasi berprestasi yang dimilikinya merupakan suatu kelebihan yang psikologis yang ada pada diri guru untuk dijadikan kekuatan memulai, mengerjakan aktivitas sampai kepuncak pencapaian hasil yang telah ditentukan, baik secara individual maupun bersama.
Dan akan lebih baik, jika motivasi berprestasi terwujud dalam bentuk konkrit segera dapat dilihat juga dapat didefinisikan. Maksudnya dimanivestasikan dalam bentuk prilaku setiap guru di sekolah, guna mencapai kinerja yang lebih baik.
Dengan demikian, diduga terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru dengan lain perkataan, makin kuat motivasi berprestasi guru, maka semakin tinggi kinerja guru.
2.      Hubungan antara lingkungan organisasi sekolah dengan kinerja guru
Guru sebagai tenaga kependidikan yang bekerja pada satuan pendidikan tertentu mempunyai hak-hak tertentu, diantaranya : Pertama, memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan social; Kedua, memperoleh pembinaan karier berdasarkan prestasi kerja; Ketiga, memperoleh perlindungan hubungan dalam melaksanakan tugasnya; Keempat, memperoleh penghargaan sesuai dharma baktinya; dan Kelima, menggunakan srana, prasarana dan fasilitas pendidikan yang lain dalam melaksanakan tugasnya.
Selain hak-hak tertentu diatas, guru sebagai tenaga kependidikan mempunyai kewajiban untuk : pertama, membina loyalitas pribadi dan peserta didik terhadap ideologi Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; kedua, menjungjjung tinggi kebudayaan bangsa; ketiga, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian; keempat, meningkatkan kemampuan professional sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa dan; kelima, menjaga nama baik sesuai dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, bangsa dan Negara untuk mencapai kinerja guru yang diharapkan diperlukan iklim mencapai kinerja guru mengembangkan kreativitas. Dengan organisasi yang mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif, pada gilirannya akan menghasilkan kualitas lembaga secara keseluruhan.
Dalam melaksanakan dan kewajibannya seorang guru, sudah barang tentu memerlukan perhatian lingkungan organisasi sekolah serta iklim kerja yang mendukung pengembangan kreativitas guru. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan bagi para guru dalam menampilkan kinerja yang baik.
Dengan demikian maka diduga terdapat hubungan positif antara lingkungan organisasi sekolah dengan kinerja guru. Dengan perkataan lain, maka makin tepat lingkungan organisasi sekolah yang diterapkan, maka makin tinggi kinerja guru.
3.      Hubungan antara motivasi berprestasi guru dengan lingkungan organisasi sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru
Dengan adanya Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah No.28 tentang Pendidikan Dasar, maka kegiatan pendidikan di sekolah hendaknya dapat dilaksanakan secara fungsional dan terpadu dengan berpedoman pada kedua aturan tersebut.
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan yaitu sebagai edukator, komunikator dan motivator yang mempunyai tugas dalam melaksanakan kegiatan pembinaan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT., pendidikan dan pengajaran serta pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan dan keahlian.
Seorang guru akan dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik dan kinerjanya tinggi apabila ia memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan didukung oleh gaya lingkungan organisasi sekolah yang tepat. Karena motivasi berprestasi memberikan sumbangan kepada guru sebagai suatau dorongan untuk melakukan kegiatan kearah pencapaian tujuan. Selanjutnya dengan lingkungan organisasi sekolah yang tepat para guru akan menerima sumbangan melaksanakan kegiatan yang menjunjung kearah prestasi kerja yang kesemuanya itu akan terlihat atau tercermin dalam kinerja yang tinggi.
Dengan demikian maka diduga terdapat hubungan positif antara motivasi berrprestasi dan lingkungan organisasi sekolah secara berrsama-sama dengan kinerja guru. Dengan perkataan lain, makin tepat lingkungan organisasi sekolah dan makin kuat motivasi berprestasi secara bersama-sama, maka semakin tinggi kinerja guru.
G.    Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir tersebut diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
1.      Terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi guru dengan kinerja  guru.
2.      Terdapat hubungan positif antara lingkungan organisasi sekolah dengan kinerja guru.
3.      Terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi guru dengan lingkungan organisasi sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru.
H.    Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu kuantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di peroleh dari dua pendekatan tersebut memiliki ukuran dan sifat yang berbeda.
Pendekatan kuantitatif lebih menitik beratkan pada frekuensi tinggi sedangkan pada pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan digeneralisasi sedangkan hasil analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik, tidak dapat digeneralisasi.
Hasil analisis penelitian kualitatif naturalistic lebih bersifat membangun, mengembangkan maupun menemukan teori-teori sosial sedangkan hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, 1997.
Sutarto, Dasar-dasar Organisasi, 1995, Gajah Mada University Press.
Rekso Hadiprojo Sukanto dan T. Hani Handoko, Organisasi Perusahaan, 1994, Jakarta Erlangga.
Undang-undang Nasional No. 2 Tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional, 1989, Jakarta, Departemen Penerangan RI.
N.A. Ametembun, Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1983.
Wahyu Samjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta, 1992, Ghalia Indonesia.
Jhon Marshal, Understanding Motivation and Emotion, Fort Wart : Harcourt Brave College, 1992.
Suyadi Prawirosentoro, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kebijakan Kinerja Karyawan, 1998, BPEK.
Hoy Wayne and Cechil G Miskel, Educational Psykology, New York, Longman Group, 1982.
Fred Luthas, Organizational Behaviour of Work, 1995, New York, Mc Graw Hill.
TAP MPR No. IV / MPR / 1998. Garis-garis Besar Haluan Negara.
D. Nitisemento Alex, Manajemen Personalia, 1983, Ghalia Indonesia.
Masruri Siswanto dkk, Panduan Penulisan Tesis, 2004, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment